Postingan

Ambekan

Gambar
Memilih diam Meluapkan dengan cara bungkam Menahan segala yang terpendam Mengubur semuanya dalam-dalam Memang sedikit terasa asam Berpegang tangan Tapi tidak dalam satu dekapan Terkesan biang-biang kain Perihal sebuah kebersamaan Meski tak lurus sebagai sumpitan Bersitegang urat leher Berteras ke luar Awalnya seperti jatuh di kasur Nyatanya baja yang membentur Tinggal menghapus bibir Tunduk tengadah Menyangkal hujan di bibir mata Terkesan terulur lidah Begitu pilu, tapi tak apa Sidoarjo, 11/04/21 13:25

Suatu Hari Nanti

Gambar
Menghirup aroma khas setelah hujan begitu menenangkan dan menyenangkan menurutku. Seolah menjadi sihir untukku tetap berdiam menikmati setiap hirupan nafas. Aku duduk di atas bangunan kecil rakitan bermaterial kayu dengan buku di pangkuan. Rambut yang kubiarkan terurai sedikit mengganggu penglihatanku, karena tersipu oleh hembusan angin. Laki-laki yang sedari tadi di sampingku terfokus pada gawainya tiba-tiba tersenyum dan menyibakkan rambutku ke belakang telinga. Kututup buku yang kudaras sejak tadi, lalu kubalas senyum tipis dia dengan senyuman termanis yang kumiliki. Diikuti dia dengan memutar lagu berjudul Bertaut bervolume sedang pada gawai berwarna putih, sebelum akhirnya dia letakkan di atas nakas. Dia mulai membuka percakapan setelah 3.600 detik berlalu. Menceritakan betapa bahagianya dia hari ini yang mendapat lotre dari atasan. Sampai dia menggerutu betapa kesalnya dia ketika korek apinya tak ditemukan setelah berkumpul dengan teman sekantor siang tadi. Aku akan tetap menjad

Berlalu angan

Gambar
Tuhan begitu keterlaluan Menciptakan dia yang begitu rupawan Bahkan nyaris tak ada kecacatan Perihal perilaku tak perlu diragukan Alasan yang menjadikanku terpaku dalam tatapan Ia yang terkenang dalam ingatan Pemeran utama pada lamunan Terlukis di setiap senyuman Sidoarjo, 06/04/21 01:30

Diam

Gambar
Tak jauh dari tempat ku berdiam seorang diri, terlihat jelas dari ekor mataku bahwa kamu masih terjaga memperhatikanku. Entah, kamu yang terlalu enggan untuk menyapaku, atau aku yang terlalu mementingkan ego bahwa tak akan ku mulai percakapan sebelum kau yang memulai. Setiap kali bola mata bertemu, masing-masing dari kita selalu gelagapan untuk memandang arah lain. Mengutuk diri sendiri dengan kediaman mungkin jalan yang sudah kita pilih. Mempermasalahkan persoalan yang tak pernah kita tahu tepatnya, kesalahanku atau kesalahanmu itu seakan tak ada jalan keluar untuk menyelesaikannya. Kita duduk di tempat dan waktu yang sama, meja panjang menjadi penyekat agar kita tak berdekatan. Nyatanya bukan meja itu yang menjadi pemisah antara kita, tapi kebisuan masing-masing diri kita yang menjadikan kita semakin berjarak. Purnama terlalu letih mengamati malam-malam tanpa bintang. Akupun sama, atau mungkin kamupun sama. Menyusuri hari demi hari tanpa adanya keindahan yang diharapkan. Problema yan

Kata ini

Gambar
Kata ini tak asing lagi untuk didengar Bahkan kerap jadi topik utama dalam surat kabar Bermula dari sumpah hingga berujung jadi ingkar Hingga tak jarang si Eksekutor mencoba kabur ke luar Entah karna malu atau denda tak mampu terbayar Kata ini muncul dari permasalahan moral individu awalnya Sebuah penyakit jinak yang lambat laun menjadi wabah Yang tak mampu disembuhkan hanya dengan hukuman penjara Apalagi hanya dengan amukan masa Sampai kapanpun borok ini tak akan pernah musnah Kata ini tak lebih keji dari kejahatan kerah putih Bisa saja lebih durjana dari istilah kerja rodi Sebuah kebengisan yang sudah tersosialisasi Dibumbui oleh kebohongan yang distruktur secara rapi Hingga membuat rakyat jelata semakin sakit hati Kata ini pasti problema sosial politik yang membudaya Hingga tak mampu lagi untuk dicegah Karena keadilan sudah hilang arah Bersama kebaktian yang terbawa gelombang prahara Dan integritas yang tak lagi terpelihara Dimana cita-cita revolusi Jika keadilan tak lagi berarti di

Sebab akibat

Gambar
Kita punya tujuan, maka wajar semisal ada rintangan. Kita punya harapan, jadi sah-sah saja jika yang datang terkadang adalah ganguan. Kita juga punya impian, walau hasil tak selalu ada di genggaman. Sidoarjo, 01/06/20  02:07 

Berkubak

Gambar
Tepat sebelum mentari terbenam Sejenak aku terdiam Kali ini tanpa secangkir kopi hitam Bahkan perihal rindu sudah ku bungkam Seribu pertanyaan ku simpan dalam ingatan Tapi hanya satu yang bisa ku lontarkan Untuk apa kau memberi harapan Jika keseriusan tak pernah kau tunjukkan Sidoarjo, 29/06/20 23:14