SIBAK
Frekuensi yang tak lagi sepadan
Ibarat kiambang akan sebuah kejujuran
Dilapih kelembai rambut yang tak lagi diperhatikan
Asalnya dari berkubak berselimut kesucian
Antara kenyataan atau bualan
Yang Kau maksud tanpa Kau jelaskan
Untuk Ku pahami tanpa Ku terjemahkan
Perubahan kian nyata Kau perlihatkan
Untuk juntrungan yang kerap terselip disetiap ungkapan
Tunduk tengadah yang bisa Ku lakukan
Rabit sudah sebuah harapan
Imajinasiku kini tak lagi bertuan
Inikah yang Kau inginkan
Sebuah penghianatan tanpa belas kasihan
Mengapa begitu enteng Kau lakukan
Atau memang Kau sudah berpengalaman
Nyatanya begitu sukar keluar dari keterpurukan
Tapi keadaan mendesak untuk segera melupakan
Obat penenang bahkan tak mampu membuat Ku merasa nyaman
Mata biuku terhalang oleh lebatnya hujan
Ingatanku perlahan luruh direnggut kegelapan
Semesta seolah-olah mengizinkan
Namun hati belum bisa mengikhlaskan
Oh Tuhan, sesakit inikah rasanya kehilangan
Sidoarjo, 12/06/20
01:29
Komentar
Posting Komentar