Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Diam

Gambar
Tak jauh dari tempat ku berdiam seorang diri, terlihat jelas dari ekor mataku bahwa kamu masih terjaga memperhatikanku. Entah, kamu yang terlalu enggan untuk menyapaku, atau aku yang terlalu mementingkan ego bahwa tak akan ku mulai percakapan sebelum kau yang memulai. Setiap kali bola mata bertemu, masing-masing dari kita selalu gelagapan untuk memandang arah lain. Mengutuk diri sendiri dengan kediaman mungkin jalan yang sudah kita pilih. Mempermasalahkan persoalan yang tak pernah kita tahu tepatnya, kesalahanku atau kesalahanmu itu seakan tak ada jalan keluar untuk menyelesaikannya. Kita duduk di tempat dan waktu yang sama, meja panjang menjadi penyekat agar kita tak berdekatan. Nyatanya bukan meja itu yang menjadi pemisah antara kita, tapi kebisuan masing-masing diri kita yang menjadikan kita semakin berjarak. Purnama terlalu letih mengamati malam-malam tanpa bintang. Akupun sama, atau mungkin kamupun sama. Menyusuri hari demi hari tanpa adanya keindahan yang diharapkan. Problema yan

Kata ini

Gambar
Kata ini tak asing lagi untuk didengar Bahkan kerap jadi topik utama dalam surat kabar Bermula dari sumpah hingga berujung jadi ingkar Hingga tak jarang si Eksekutor mencoba kabur ke luar Entah karna malu atau denda tak mampu terbayar Kata ini muncul dari permasalahan moral individu awalnya Sebuah penyakit jinak yang lambat laun menjadi wabah Yang tak mampu disembuhkan hanya dengan hukuman penjara Apalagi hanya dengan amukan masa Sampai kapanpun borok ini tak akan pernah musnah Kata ini tak lebih keji dari kejahatan kerah putih Bisa saja lebih durjana dari istilah kerja rodi Sebuah kebengisan yang sudah tersosialisasi Dibumbui oleh kebohongan yang distruktur secara rapi Hingga membuat rakyat jelata semakin sakit hati Kata ini pasti problema sosial politik yang membudaya Hingga tak mampu lagi untuk dicegah Karena keadilan sudah hilang arah Bersama kebaktian yang terbawa gelombang prahara Dan integritas yang tak lagi terpelihara Dimana cita-cita revolusi Jika keadilan tak lagi berarti di

Sebab akibat

Gambar
Kita punya tujuan, maka wajar semisal ada rintangan. Kita punya harapan, jadi sah-sah saja jika yang datang terkadang adalah ganguan. Kita juga punya impian, walau hasil tak selalu ada di genggaman. Sidoarjo, 01/06/20  02:07 

Berkubak

Gambar
Tepat sebelum mentari terbenam Sejenak aku terdiam Kali ini tanpa secangkir kopi hitam Bahkan perihal rindu sudah ku bungkam Seribu pertanyaan ku simpan dalam ingatan Tapi hanya satu yang bisa ku lontarkan Untuk apa kau memberi harapan Jika keseriusan tak pernah kau tunjukkan Sidoarjo, 29/06/20 23:14

Bersua

Gambar
Rindu memang berat, tapi datang tanpa syarat, bahkan tak perlu dengan bahasa isyarat, yang jelas mampu dipahami tanpa ada kata ibarat Sidoarjo, 19/06/20 21:42

Betah

Gambar
Jika kemarin kita dipertemukan karena sama-sama kesepian Kuharap seterusnya kita saling menguatkan Hingga tak akan ada lagi keraguan Apalagi sampai merusak kepercayaan Sidoarjo, 28/06/20 02:32

Lepas

Gambar
Sudah cukup untukku berpetualang Melepas kegelisahan yang mabuk kepayang Kebebasan yang kumiliki tak lagi berpalang Aku pulang Meski tanpa ada lagi sepasang tangan yang ingin mendekap ketika ku datang Sidoarjo, 16/08/20 15:22

Bersaba

Gambar
Kita tidak usai Sekarang ataupun nanti Seterusnya akan tetap seperti ini Jati diri memang akan menuntun kita pergi Tapi persaudaraan memastikan kita kembali Sidoarjo, 23/12/20 09:49

SIBAK

Gambar
Frekuensi yang tak lagi sepadan Ibarat kiambang akan sebuah kejujuran Dilapih kelembai rambut yang tak lagi diperhatikan Asalnya dari berkubak berselimut kesucian Antara kenyataan atau bualan Yang Kau maksud tanpa Kau jelaskan Untuk Ku pahami tanpa Ku terjemahkan Perubahan kian nyata Kau perlihatkan Untuk juntrungan yang kerap terselip disetiap ungkapan Tunduk tengadah yang bisa Ku lakukan Rabit sudah sebuah harapan Imajinasiku kini tak lagi bertuan Inikah yang Kau inginkan Sebuah penghianatan tanpa belas kasihan Mengapa begitu enteng Kau lakukan Atau memang Kau sudah berpengalaman Nyatanya begitu sukar keluar dari keterpurukan Tapi keadaan mendesak untuk segera melupakan Obat penenang bahkan tak mampu membuat Ku merasa nyaman Mata biuku terhalang oleh lebatnya hujan Ingatanku perlahan luruh direnggut kegelapan Semesta seolah-olah mengizinkan Namun hati belum bisa mengikhlaskan Oh Tuhan, sesakit inikah rasanya kehilangan Sidoarjo, 12/06/20 01:29